LANGIT SELEBRITA – Gabby Petito selebgam asal Amerika Serikat (AS) yang hilang misterius saat sedang berlibur dengan kekasihnya, Brian Laundrie. Mereka memulai perjalanannya sejak Juni 2021 lalu. Pemberitaan ini sontak menjadi trending secara global.
FBI telah menemukan jenazah mirip Gabby Petito di sekitar lokasi yang pernah dikunjungi keduanya. Selebgram berusia 22 tahun tersebut melakukan perjalanan keliling taman-taman nasional di bagian barat AS.
Berikut fakta-fakta soal Gabby Petito yang hilang misterius hingga penemuan jenazah yang disebut ciri-cirinya mirip dengan Gabby.
Hilang kontak akhir Agustus
Gabby Petito dan Brian Laundrie memulai perjalanan mereka sejak Juni lalu. Keduanya memang berencana melakukan perjalanan dengan van Ford putih Petito untuk mengunjungi sejumlah taman nasional. Gabby Petito sempat mengabadikan seluruh perjalanannya di media sosial. Pada akhir Agustus, keluarga hilang kontak dengan Gabby Petito.
“Dia mempertahankan kontak rutin dengan anggota keluarganya selama perjalanannya, namun komunikasi itu tiba-tiba berhenti sekitar akhir Agustus,” kata kepala polisi North Port, Todd Garrison.
Polisi sebut Gabby dan kekasih bertengkar
Gabby Petito dan kekasihnya sempat bertemu dengan seorang polisi di kota Moab, Utah, sebelum dilaporkan hilang. Polisi tersebut menyebut keduanya saat itu sedang terlibat pertengkaran hingga diminta menepi. Dilihat dari rekaman bodycam milik sang polisi, keduanya saling bertengkar hingga terlibat kekerasan fisik.
Kepada polisi, Gabby Petito tampak menangis dan berkata dia memiliki masalah kesehatan mental. Gabby Petito bercerita dia menampar Laundrie setelah bertengkar, namun mengaku tak berniat jahat. Mereka pun disarankan untuk berpisah sementara karena saat itu kondisi Gabby Petito tampak emosional.
Jenazah ditemukan
Jenazah Gabby ditemukan di Taman Nasional Grand Teton di Wyomnig yang berbatasan dengan area hutan nasional.
“Identifikasi forensik telah diselesaikan untuk mengonfirmasi 100 persen bahwa kami telah menemukan Gabby, keluarganya sudah diberitahu,” kata FBI Supervisory Special Agent Charles Jones,